Pakar Jelaskan Alasan UAE dan Bahrain Pilih Damai dengan Israel
UAE dan Bahrain memilih menormalisasi hubungan dengan Israel. Keputusan tersebut difasilitasi oleh Amerika Serikat (AS). Pengamat politik Timur Tengah lulusan Universitas Al Azhar, Zuhairi Misrawi, membedah keputusan UAE dan Bahrain tersebut.
"Bahrain menyusul UAE dalam rangka memberikan dukungan pada Trump dalam Pilpres bulan November yang akan datang," ujar Zuhairi kepada detikcom, Selasa (16/9/2020).
Pasalnya, kata Zuhairi, politik Luar Negeri Trump di Timur Tengah dinyatakan gagal dalam 4 tahun terakhir. Keputusan damai tersebut, duga Zuhairi, karena ada ketergantungan kedua negara itu dengan Amerika. Diketahui, Amerika menyuplai senjata, teknologi militer, hingga intelijen kepada UAE dan Bahrain.
"Ada kepentingan bersama dalam hal menjaga pertahanan negara dari tarikan kepentingan geopolitik di timur tengah," imbuhnya.
Zuhairi menyebut UAE dan Bahrain telah mengkhianati perjuangan Palestina untuk merdeka dari Israel. Keputusan damai ini, dianggap akan menyulitkan bagi Palestina untuk merdeka dari Israel.
"UAE dan Bahrain telah berkhianat dan melukai perjuangan Palestina. Setelah ini akan terjadi perubahan besar dalam peta politik dan geopolitik di Timur-Tengah. UAE dan Bahrain akan tercatat dalam sejarah sebagai negara yang berkongsi dengan penjajah. Tentu perjuangan bagi kemerdekaan Palestina semakin sulit dan negara-negara Arab telah berpihak pada Israel dan AS," tuturnya.
Sebelumnya, perjanjian normalisasi hubungan terjadi antara Israel dan UEA dan diumumkan pada 13 Agustus oleh Trump. Menurut ketiga pemerintahan tersebut dalam pernyataan bersama, UEA membangun hubungan penuh dengan Israel.
Sedangkan kesepakatan antara Israel-Bahrain diumumkan pada hari Jumat (11/9) lalu.
Sumber: Detik
Posting Komentar untuk "Pakar Jelaskan Alasan UAE dan Bahrain Pilih Damai dengan Israel"