Ini Bukti Ilmiah Nabi Musa Pernah Membelah Laut Merah
[BERITA ISLAM] Kisah Nabi Musa membelah Laut Merah untuk menyelamatkan kaum Bani Israil dari kejaran Firaun memang sudah dijelaskan dalam Al-Quran, di antaranya dalam surat Al-Baqarah ayat 50 dan surat Yunus ayat 90.
Lalu, apakah ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa Nabi Musa pernah membelah Laut Merah? Para peneliti di Amerika Serikat melakukan simulasi komputer untuk menjelaskan bahwa Laut Merah pernah terbelah, seakan memberi jalan kepada Nabi Musa dan para pengikutnya.
Menurut simulasi komputer tersebut, angin timur yang meniup sepanjang malam dengan kekuatan yang cukup tinggi mampu mendorong air laut kembali pada satu titik untuk menyatu dengan laguna di pesisir. Hal itulah yang memungkinkan Nabi Musa dan para pengikutnya melakukan penyebrangan.
Dalam penelitian yang dilakukan para ilmuwan di National Centre for Atmosphere Research itu menemukan air laut bisa terbelah karena ada gerakan angin yang sangat kuat.
Simulasi komputer ini juga menunjukkan angin timur yang berhembus dengan sangat kuat selama 12 jam, menyebabkan air laut tersibak.
“Terbelahnya air dapat dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakan air dengan cara yang sesuai dengan hukum-hukum fisika, menciptakan lorong bagi perjalanan yang aman dengan air pada kedua sisinya dan itu memungkinkan air untuk menutup kembali,” jelas Carl Drews, yang memimpin studi ini.
Drews dan rekan-rekannya juga membuat model simulasi komputer untuk menjelaskan bagaimana air yang dalam bisa terhempas oleh angin. Angin dengan kecepatan 63 mil per jam yang terus berhembus selama 12 jam, bisa mendorong air sampai kedalaman 6 kaki (2 meter).
Dalam kitab suci, Allah SWT memberi mukjizat kepada Nabi Musa untuk membelah laut agar bisa menyelamatkan pengikutnya dari kejaran Firaun. Sementara Nabi Musa dan kaumnya selamat, air laut yang tadinya terbelah tiba-tiba menutup kembali dan menenggelamkan Firaun dan pasukannya.
Sumber: wowmenariknya
Posting Komentar untuk "Ini Bukti Ilmiah Nabi Musa Pernah Membelah Laut Merah"