Bukan Pertemuan di MRT yang Membuat Saya Kecewa By Jonru
[PORTAL ISLAM] Pak Prabowo itu orangnya mementingkan kepentingan negara di atas yang lain. Ini adalah fakta yang sudah sering terbukti. Beliau juga bukan seorang pengkhianat. Ini pun sudah sering terbukti.
Dalam konteks seperti itu, saya bisa maklum kenapa beliau mau bertemu Jokowi di MRT. Dugaan kuat saya ya itu tadi. Beliau ingin mengutamakan kepentingan bangsa di atas urusan lain, termasuk urusan pribadi beliau yang dikhianati dan dicurangi.
Seperti itulah sikap ksatria dan kenegarawanan Prabowo.
Sayangnya beliau lupa bahwa pertemuan di MRT tersebut tidak akan berpengaruh apapun terhadap hubungan “cebong dan kampret”. Tidak akan membuat kedua kubu yang berseteru tiba-tiba menjadi akur, damai dan bersahabat.
Oh, Tidak Sayang!
Jika ingin Indonesia bebas dari kubu-kubuan seperti yang saat ini terjadi, kunci utamanya ada pada Presiden. Dia harus mampu berbuat adil terhadap kedua kubu. Dia harus bisa menciptakan keadilan sosial dan keadilan hukum bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hal inilah yang selama lima tahun ini hilang dari negeri kita. Inilah akar permasalahan negeri kita saat ini.
Jadi yang membuat saya kecewa terhadap Prabowo bukan soal pertemuan di MRT tersebut. Saya kecewa terhadap beliau karena sepertinya beliau tidak paham apa akar permasalahan kita saat ini.
Beliau mungkin dengan naifnya berpikir bahwa pertemuan di MRT akan bisa menyelesaikan masalah bangsa ini. Padahal itu sama sekali tidak menyelesaikan masalah apapun. Itu justru membuat masalah bangsa ini semakin rumit.
Orang-orang yang kemarin mengidolakan Prabowo, hari ini kecewa dan sakit hati terhadap beliau.
Berita baiknya, situasi ini menjadi peluang bagus bagi kita untuk menyadari, bahwa kita tidak boleh berjuang demi seseorang. Kita harus berjuang demi NKRI tercinta, ikhlas karena Allah semata.
Karena itu, sebesar atau sekecil apapun kekecewaan kita terhadap Prabowo, MARI TERUS BERJUANG. AYO LANJUTKAN!!!
Perjuangan Belum Selesai, Sahabat! Mari berjuang membela NKRI tercinta. Mari Lupakan Prabowo.
Tak perlu berlarut-larut dalam memendam sakit hati. Ibu Pertiwi sedang berduka. Hiburlah dia. Berjuanglah untuk dia. (*)
Jakarta, 14 Juli 2019
*Penulis: Jonru Ginting (Aktivis)