Jangan Suka Menilai Seseorang dari 5 Hal Ini Karena Kebaikan Itu Hanya Bisa Dilihat Oleh Hati
Kamu pasti sering mendengar pepatah dont judge book by its cover? Artinya kamu jangan suka menilai seseorang dari penampilan luarnya, karena penampilan luarnya belum tentu menunjukkan isi hatinya.
Namun kebanyakan dari kita lebih suka menilai seseorang itu dari penampilan luarnya. Misalnya saja kita lebih suka menghormati dan takjub sama orang-orang kaya atau yang memiliki jabatan tinggi. Kita menganggap mereka adalah orang-orang hebat yang patut dijadikan panutan hidup. Padahal belum tentu mereka memiliki hati yang baik.
Sementara itu, kita suka menganggap remeh orang yang terlihat miskin atau yang tidak memiliki jabatan apapun. Kita kadang suka berprilaku tidak baik sama mereka dan menganggap mereka berada di bawah kita derajatnya. Padahal siapa tahu mereka memiliki hati yang baik.
Semua manusia itu sama di depan Allah, mau yang kaya atau miskin, pejabat atau melarat, wanita atau laki-laki. Yang membedakan hanya seberapa besar ketaqwaan mereka dan seberapa besar kebaikan mereka. Hanya Allah yang berhak menentukan seseorang baik atau tidaknya, kita sebagai manusia tidak berhak menghakimi orang lain.
1. Dari hartanya
Kita suka beranggapan bahwa orang kaya itu hidupnya enak, dipenuhi dengan kesenangan, kegembiraan dan tidak akan risau memikirkan masalah uang. Mereka bisa membeli apapun yang mereka mau dengan mudah, tidak seperti kita yang butuh waktu lama untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.
Itu hanya anggapan kita saja, padahal sebenarnya orang kaya juga sama-sama memiliki kesusahan seperti kita, bahkan jauh lebih susah. Walaupun uangnya banyak, orang kaya tetap merasakan kegelisahan memikirkan masalah uang. Mereka akan disibukan memikirkan masalah perusahaannya yang tersebar di mana-mana, harus pulang pergi ke luar kota untuk mengurus perusahannya, sibuk meeting dan sebagainya. Sehingga banyak waktu yang terbuang dan tubuh pun terasa sangat lelah.
Saking sibuknya, kadang mereka tidak memiliki waktu bersama keluarga. Jadi wajar saja banyak orang kaya yang keluarganya tidak harmonis. Meskipun mereka sudah memiliki uang segudang, mereka tetap gelisah memikirkan bagaimana caranya menambah uang mereka. Mereka juga tetap takut uangnya habis, perusahannya bangkrut dan sebagainya. Tidur pun terasa tidak nyenyak karena hati diselimuti oleh kegelisahan.
Sedangkan di luar sana banyak orang miskin yang tinggal di gubuk reyot, tapi mereka tetap bisa tertawa bahagia dan merasakan nyenyaknya tidur.
2. Dari jabatannya
Di antara pejabat dan pemulung, mana di antara kedua orang tersebut yang paling kamu segani? Tentu saja jawabannya pejabat. Mereka berpakaian rapih lengkap dengan dasi, punya mobil mewah, berpendidikan tinggi dan disegani banyak orang. Sedangkan pemulung, mereka pakaiannya kotor, pekerjaannya begitu rendah, penghasilannya juga pasti sangat sedikit.
Itu hanya sebatas penilaian manusia. Tapi di depan Allah, bisa saja pemulung yang memiliki kedudukan mulia dibandingkan dengan pejabat. Pemulung memungut sampah-sampah yang dibuang di mana saja, berkat jasa pemulung, bisa saja lingkungan jadi bersih. Sedangkan pejabat, terutama pejabat yang tidak bertanggung jawab, kerjaan mereka hanya duduk manis, dan mungkin korupsi, menghabiskan uang rakyat dan membuat banyak orang menderita.
Mau pejabat atau melarat, tetap hormatilah keduanya, jangan menganggap rendah orang yang berada di bawah kita karena siapa tahu di depan Allah mereka jauh lebih mulia dibandingkan dengan kita.
3. Dari masa lalunya
Jangan pernah menghakimi seseorang dari masa lalunya yang buruk. Jika ada seorang pembunuh, penzinah atau tukang mabuk, biasanya mereka akan dicap tidak baik oleh masyarakat. Ketika mereka mulai berubah ke arah yang lebih baik, mereka tetap mendapat celaan dan hinaan dari masyarakat karena masa lalunya.
Kalian jangan suka menganggap buruk seseorang hanya karena masa lalunya. Di depan Allah, tidak mustahil pendosa yang bertobat jadi masuk surga karena Allah itu Maha Pengampun. Dan tidak menutup kemungkinan pula, seseorang yang dulunya baik dan rajin beribadah, tapi pada akhirnya mereka masuk neraka karena kesombonganya.
Contohnya saja Umar bin Khattab, salah satu sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Sebelum masuk Islam, beliau kerjaannya hanya berkelahi, mabuk-mabukan dan bahkan berniat membunuh Nabi. Tapi setelah masuk Islam, Umar bin Khattab benar-benar berubah. Dia meninggalkan semua kebatilan dan senang melakukan kebaikan. Dia bahkan dipilih oleh Abu Bakar jadi khalifah kedua. Allah saja sampai memberikan jaminan surga kepada Umar.
Jadi tidak alasan bagi kamu untuk menilai buruk seseorang hanya karena masa lalunya yang kelam. Jangan hina mereka yang memiliki masa lalu buruk, tapi bimbinglah mereka ke arah yang benar.
4. Dari hubungan keluarganya
Hanya karena ayahnya pencuri, anaknya harus menanggung dosa yang dilakukan ayahnya. Anaknya akan dicap tidak baik oleh masyarakat, padahal yang berdosa itu adalah ayahnya. Oleh sebab itu, jangan menilai seseorang dari hubungan keluarganya, karena jika ayah dan ibunya jahat, belum tentu anaknya jahat.
Begitupun sebaliknya, jika seseorang berasal dari keluarga terpandang dan kaya raya, belum tentu keturunannya memiliki sifat baik hati dan penolong.
5. Dari penampilannya
Antara pegawai bank dan pedagang, menurut kamu profesi mana yang lebih bagus? Tentu saja jawabannya adalah pegawai bank. Pegawai bank dinilai keren karena mereka berpenampilan rapih, pakai jas dan berdasi. Sedangkan pedagang, mereka berpenampilan seadanya dan kesannya tidak terlalu keren.
Padahal, siapa tahu penghasilan seorang pedagang bisa jauh lebih besar dibandingkan dengan seorang pegawai bank. Pedagang bisa bebas melakukan apa saja karena mereka bosnya, sedangkan pegawai bank terikat oleh aturan-aturan dari atasan, menurut kalian mana yang paling bebas?
Nah jangan suka menilai seseorang hanya karena pakaiannya mahal dan bermerk. Karena kelak di hari kiamat, bukan orang yang pakaiannya bagus yang akan mendapatkan kedudukan tinggi, tapi orang yang hatinya bersih dan suci yang akan mendapatkan kedudukan tinggi di depan Allah.
Jadi kesimpulannya, hormatilah setiap orang, baik yang kaya atau miskin, pejabat atau melarat dan jangan pernah menganggap rendah orang lain karena Allah sangat membenci sifat sombong. (wo)
Namun kebanyakan dari kita lebih suka menilai seseorang itu dari penampilan luarnya. Misalnya saja kita lebih suka menghormati dan takjub sama orang-orang kaya atau yang memiliki jabatan tinggi. Kita menganggap mereka adalah orang-orang hebat yang patut dijadikan panutan hidup. Padahal belum tentu mereka memiliki hati yang baik.
Sementara itu, kita suka menganggap remeh orang yang terlihat miskin atau yang tidak memiliki jabatan apapun. Kita kadang suka berprilaku tidak baik sama mereka dan menganggap mereka berada di bawah kita derajatnya. Padahal siapa tahu mereka memiliki hati yang baik.
Semua manusia itu sama di depan Allah, mau yang kaya atau miskin, pejabat atau melarat, wanita atau laki-laki. Yang membedakan hanya seberapa besar ketaqwaan mereka dan seberapa besar kebaikan mereka. Hanya Allah yang berhak menentukan seseorang baik atau tidaknya, kita sebagai manusia tidak berhak menghakimi orang lain.
1. Dari hartanya
Kita suka beranggapan bahwa orang kaya itu hidupnya enak, dipenuhi dengan kesenangan, kegembiraan dan tidak akan risau memikirkan masalah uang. Mereka bisa membeli apapun yang mereka mau dengan mudah, tidak seperti kita yang butuh waktu lama untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.
Itu hanya anggapan kita saja, padahal sebenarnya orang kaya juga sama-sama memiliki kesusahan seperti kita, bahkan jauh lebih susah. Walaupun uangnya banyak, orang kaya tetap merasakan kegelisahan memikirkan masalah uang. Mereka akan disibukan memikirkan masalah perusahaannya yang tersebar di mana-mana, harus pulang pergi ke luar kota untuk mengurus perusahannya, sibuk meeting dan sebagainya. Sehingga banyak waktu yang terbuang dan tubuh pun terasa sangat lelah.
Saking sibuknya, kadang mereka tidak memiliki waktu bersama keluarga. Jadi wajar saja banyak orang kaya yang keluarganya tidak harmonis. Meskipun mereka sudah memiliki uang segudang, mereka tetap gelisah memikirkan bagaimana caranya menambah uang mereka. Mereka juga tetap takut uangnya habis, perusahannya bangkrut dan sebagainya. Tidur pun terasa tidak nyenyak karena hati diselimuti oleh kegelisahan.
Sedangkan di luar sana banyak orang miskin yang tinggal di gubuk reyot, tapi mereka tetap bisa tertawa bahagia dan merasakan nyenyaknya tidur.
2. Dari jabatannya
Di antara pejabat dan pemulung, mana di antara kedua orang tersebut yang paling kamu segani? Tentu saja jawabannya pejabat. Mereka berpakaian rapih lengkap dengan dasi, punya mobil mewah, berpendidikan tinggi dan disegani banyak orang. Sedangkan pemulung, mereka pakaiannya kotor, pekerjaannya begitu rendah, penghasilannya juga pasti sangat sedikit.
Itu hanya sebatas penilaian manusia. Tapi di depan Allah, bisa saja pemulung yang memiliki kedudukan mulia dibandingkan dengan pejabat. Pemulung memungut sampah-sampah yang dibuang di mana saja, berkat jasa pemulung, bisa saja lingkungan jadi bersih. Sedangkan pejabat, terutama pejabat yang tidak bertanggung jawab, kerjaan mereka hanya duduk manis, dan mungkin korupsi, menghabiskan uang rakyat dan membuat banyak orang menderita.
Mau pejabat atau melarat, tetap hormatilah keduanya, jangan menganggap rendah orang yang berada di bawah kita karena siapa tahu di depan Allah mereka jauh lebih mulia dibandingkan dengan kita.
3. Dari masa lalunya
Jangan pernah menghakimi seseorang dari masa lalunya yang buruk. Jika ada seorang pembunuh, penzinah atau tukang mabuk, biasanya mereka akan dicap tidak baik oleh masyarakat. Ketika mereka mulai berubah ke arah yang lebih baik, mereka tetap mendapat celaan dan hinaan dari masyarakat karena masa lalunya.
Kalian jangan suka menganggap buruk seseorang hanya karena masa lalunya. Di depan Allah, tidak mustahil pendosa yang bertobat jadi masuk surga karena Allah itu Maha Pengampun. Dan tidak menutup kemungkinan pula, seseorang yang dulunya baik dan rajin beribadah, tapi pada akhirnya mereka masuk neraka karena kesombonganya.
Contohnya saja Umar bin Khattab, salah satu sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Sebelum masuk Islam, beliau kerjaannya hanya berkelahi, mabuk-mabukan dan bahkan berniat membunuh Nabi. Tapi setelah masuk Islam, Umar bin Khattab benar-benar berubah. Dia meninggalkan semua kebatilan dan senang melakukan kebaikan. Dia bahkan dipilih oleh Abu Bakar jadi khalifah kedua. Allah saja sampai memberikan jaminan surga kepada Umar.
Jadi tidak alasan bagi kamu untuk menilai buruk seseorang hanya karena masa lalunya yang kelam. Jangan hina mereka yang memiliki masa lalu buruk, tapi bimbinglah mereka ke arah yang benar.
4. Dari hubungan keluarganya
Hanya karena ayahnya pencuri, anaknya harus menanggung dosa yang dilakukan ayahnya. Anaknya akan dicap tidak baik oleh masyarakat, padahal yang berdosa itu adalah ayahnya. Oleh sebab itu, jangan menilai seseorang dari hubungan keluarganya, karena jika ayah dan ibunya jahat, belum tentu anaknya jahat.
Begitupun sebaliknya, jika seseorang berasal dari keluarga terpandang dan kaya raya, belum tentu keturunannya memiliki sifat baik hati dan penolong.
5. Dari penampilannya
Antara pegawai bank dan pedagang, menurut kamu profesi mana yang lebih bagus? Tentu saja jawabannya adalah pegawai bank. Pegawai bank dinilai keren karena mereka berpenampilan rapih, pakai jas dan berdasi. Sedangkan pedagang, mereka berpenampilan seadanya dan kesannya tidak terlalu keren.
Padahal, siapa tahu penghasilan seorang pedagang bisa jauh lebih besar dibandingkan dengan seorang pegawai bank. Pedagang bisa bebas melakukan apa saja karena mereka bosnya, sedangkan pegawai bank terikat oleh aturan-aturan dari atasan, menurut kalian mana yang paling bebas?
Nah jangan suka menilai seseorang hanya karena pakaiannya mahal dan bermerk. Karena kelak di hari kiamat, bukan orang yang pakaiannya bagus yang akan mendapatkan kedudukan tinggi, tapi orang yang hatinya bersih dan suci yang akan mendapatkan kedudukan tinggi di depan Allah.
Jadi kesimpulannya, hormatilah setiap orang, baik yang kaya atau miskin, pejabat atau melarat dan jangan pernah menganggap rendah orang lain karena Allah sangat membenci sifat sombong. (wo)