Demi Indonesia Menang, Puluhan Pakar Berdiri di Belakang Prabowo
Calon Presiden Prabowo Subianto menggelar Pidato Kebangsaan kedua bertema 'Mewujudkan Swasembada Energi, Pangan, dan Air' di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (16/2/2018).
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo memamerkan puluhan pakar dan ahli yang terdiri dari enam orang pakar ekonomi, empat orang pakar infrastruktur, 12 orang pakar energi dan pangan, dan 7 pakar SDA dan lingkungan hidup.
Dengan pakar yang mendukungnya, Capres nomot urut 02 ini yakin mampu mengembalikan kekayaan Indonesia yang dia sebut saat ini mayoritas berada di luar negeri.
Prabowo optimistis dengan pemerintahan yang kuat, tegas dan bebas korupsi maka Indonesia akan kembali merebut kejayaan.
"Memperingatkan bangsa Inodnesia, mengapa kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia, berarti kita mengarah ke kerterpurukan. (Puluhan pakar) ini adalah tim yang membantu kami, tim dari Prabowo Subianto-Sadiaga Salahuddin Uno yang membantu merancang solusi untuk pesoalan bangsa yang akan kita atasi. Tapi tentunya tidak semua di atas, ada juga yang tidak hadir," kata Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra ini mengibaratkan negara adalah sebuah tubuh atau body politik. Tubuh manusia ada saatnya tumbuh, berkembang dan sakit begitu juga dengan sebuah negara. Untuk itu, Prabowo meminta agar elite pemerintah mengakui jika kondisi negara tengah sakit atau terpuruk dan segera mencari solusi.
"Jadi kalau negara dalam keadaan sulit, para pemimpin, para cendekiawan harus berani untuk meneliti keadaan sendiri. Harus berani melihat realita kalau ada masalah, kalau ada kekurngan, kalau ada penyakit, harus berani untuk mengatakan ini masalahnya, ini kekurangannya. Ini penyakit kita," ungkap Prabowo.
Sebelum mengalami keterpurukan yang lebih jauh, dia megaskan, maka pemimpin harus bisa merawat, membina, memelihara dan memupuk sebuah negara. Jika mengalami kerusakan maka harus berkonsultasi dengan para pakar dan ahli agar bisa diselamatkan.
"Berani untuk meneliti keadaan sendiri, harus berani melihat realita. Kalau ada masalah, kalau ada kekurangan, kalau ada penyakit harus berani untuk mengatakan ini masalahnya, ini kekurangannya," tegas Prabowo.
Prabowo kembali menegasan bahwa kekayaan Indonesia sudah berpuluh-puluh tahun berada di luar negeri. Tidak asal bicara, Prabowo pastikan yang dia ucapkan berdasarkan bukti dan fakta.
"Saya sebut inti masalah, inti persoalan bangsa Indonesia adalah mengalir ke luar kekayaan nasional. Ini bisa kita buktikan dan pemerintah yang sekarang berkuasa sendiri mengakui lebih banyak uang milik orang Indonesia di luar Indonesia daripada di dalam Indonesia," ucap dia.
Prabowo minta tidak ada pihak yang tersinggung dan marah dengan ucapannya, dia minta temuannya menjadi bahan introspeksi dan mencarikan solusi. Dia pun berjanji siap mengembalikan kekayaan Indonesia jika dipercaya memimpin pada periode 2019-2024.
"Pakar-pakar ini yang meyakinkan saya Indonesia mampu, Indonesia bisa berdiri di atas kaki sendiri. Profesi saya dulu adalah tentara, serdadu. Tapi saudara-saudara bahwa serdadu, tentara mengerti arti penting dari pada ekonomi. Karena setelah saya pelajari sejarah perang, ternyata hampir semua perang adslah memperebutkan sumber daya ekonomi. Hampir semua perang karena sumber daya alam dan tadi memperebutkan pangan, lahan pangan, lahan energi dan lahan air," papar Prabowo.
Berikut puluhan pakar yang mendukung prabowo, dari pakar ekonomi di antaranya mantan Gubernur Bank Indonesia Prof Burhanuddin Abdullah, Drajad Wibowo, Ichsanuddin Noorsy, Alex Yahya, Hariyadin Mahardika, Muhammad Tri Andika, Direktur IKS UKRI Sugiono, dan Dirgayuza Setiawan.
Pakar infrastruktur di antaranya mantan staf khusus Kementerian PU, Suhendra Ratu Prawiranegara, Anggota Komisi V DPR RI Putra Jaya Husin, Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, pakar perumahan Marco Kusuma.
Pakar energi dan pangan di antaranya Chief Scientist Arsari Enviro Industri, Dr Willie Smith; mantan Menteri ESDM Sudirman Said, mantan staf khusus menteri ESDM, Said Didu; Anggota Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika, pakar pangan Laode Kamaluddin, mantan Menteri Pertahanan Ferry Mursyidan Baldan, Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo, dan Mantan Dirjen Menteri Pertanian Dr. Endang Thohari.
Sedangkan pakar energi dan lingkungan hidup diantaranya pakar konservasi kehutanan Achmad Aditya, penggiat energi terbarukan, Aria Witoelar, dan ahli hukum lingkungan Irvan Pulungan.
Sumber: Teropong Senayan