7 Golongan Manusia Paling Rugi di Dunia dan Akhirat
Semua manusia yang diturunkan ke muka bumi ini berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang beriman yang memanfaatkan modal hidupnya untuk beramal sholeh agar bisa mendapatkan kebahagiaan di akhirat yang kekal.
Sementara orang yang menghabiskan modal hidupnya hanya untuk mencari dunia semata, maka dia berada dalam kerugian besar karena dunia yang sudah didapatkannya dengan susah payah akan ia tinggalkan ketika mati. Sedangkan dia tidak akan punya apa-apa di akhirat nanti, kecuali murka Allah.
Penjelasan di atas mungkin sudah cukup untuk menggambarkan makna dari surat Al-‘Asr, yang berbunyi, “Demi masa (waktu), sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.”
Untuk lebih jelasnya lagi, simak ulasan berikut ini tentang golongan-golongan manusia paling rugi di dunia dan akhirat menurut agama Islam.
1. Orang yang mencari kebahagian dunia, tapi melupakan akhirat
Kebanyakan orang lebih mementingkan kebahagian dunia ketimbang urusan akhirat. Antara waktu untuk beribadah dan bekerja untuk mencari harta dunia, jelas berada jauh dalam keseimbangan. Kita lebih condong mengejar dunia yang belum tentu bisa kita dapatkan.
Banyak yang habis-habisan mengejar harta dan kekayaan, tapi melupakan urusan akhirat selama mengejar kekayaan tersebut. Mereka punya anggapan kalau ibadah itu sesudah kaya saja. Boleh saja, Allah tidak akan melarang. Tapi bagaimana jika nasib tidak sesuai yang kita pikirkan.
Setelah kamu habis-habisan mengejar dunia dan kekayaan sudah ada di depan mata kamu, bagaimana bila ajal datang saat detik-detik kamu mencicipi kekayaan yang sudah kamu perjuangkan dengan susah payah itu?
Kamu adalah orang yang paling rugi di dunia dan akhirat. Kamu sudah cape-capean, tapi kamu tidak bisa mencicipi kekayaanmu karena keburu mati. Dan di akhirat, kamu akan mendapat siksa yang kekal karena selama hidup kamu sudah melalaikan urusan ibadah. Dunia gak kenikmati, di akhirat disiksa selamanya.
Sekedar renungan, ajal tidak akan menunggumu kaya dulu!
2. Enggan bersilaturahmi
Silaturahmi itu wajib hukumnya. Secara luas, silaturahmi itu memiliki makna menjalin tali persaudaraan dengan saudara muslim kita dimana di dalamnya kita banyak membicarakan ilmu tentang agama. Intinya, silaturahmi itu untuk menimba ilmu agama.
Orang yang enggan bersilaturahmi atau menghadiri majelis ilmu untuk mendengarkan tausiah tentang ilmu-ilmu keagamaan yang bermanfaat, maka dia adalah orang yang sangat rugi dan sombong.
Ilmu dalam urusan dunia, dikejar sampai dapat gelar S3 dan seterusnya. Tapi ilmu agama yang berguna untuk dunia dan akhirat, kita enggan menimbanya seolah kita tidak butuh dengan ilmu agama. Perlu diketahui, beribadah tanpa didasari ilmu, maka itu mubazir atau sia-sia.
3. Manusia yang suka menyimpan keburukan orang lain dalam hatinya
Janganlah jadi muslim yang suka menyimpan keburukan orang lain dalam hatinya. Karena itu justru akan merusak hatimu sendiri dan kamu akan jauh dari ketenangan.
Contohnya begini, kamu melihat si fulan melakukan suatu keburukan. Lalu kamu menyimpan keburukan si fulan dalam hati kamu. Akibatnya kamu malah ikut-ikutan resah dan gelisah memikirkan keburukan si fulan, padahal yang melakukan keburukan itu si fulan, tapi kamu malah ikut-ikutan resah.
Orang yang suka menyimpan keburukan dan kesalahan orang lain dalam hatinya, bahkan sampai menjelekkannya, maka dia termasuk golongan manusia yang paling rugi. Karena orang lain yang berbuat buruk, tapi dia jadi ikut-ikutan mendapatkan keburukan.
4. Berburuk sangka, mudah marah, ingin dipuji, iri dan dengki
Berburuk sangka, ingin dipuji orang lain, iri dan dengki terhadap kebahagiaan yang didapatkan orang lain adalah penyakit hati yang dapat merusak hati kamu. Kalau kamu suka memelihara penyakit hati ini, maka jangan heran kalau hati kamu selalu resah, gelisah dan jauh dari ketenangan.
Dan perlu diketahui, jika kamu rajin beribadah, tapi kamu masih menyimpan penyakit hati seperti itu, maka semua amal ibadahmu akan percuma saja. Kamu hanya akan mendapatkan lelahnya saja, tapi pahalanya nol besar.
5. Terlalu mencintai dunia
Point yang terakhir ini hampir sama penjelasannya dengan point yang pertama. Terlalu mencintai dunia dapat melupakanmu pada urusan akhirat dan kematian. Kamu seolah bakal hidup seribu tahun karena terlena dalam kesenangan dunia hingga melupakan urusan akhirat.
Hidayah sulit sekali masuk ke dalam hati orang yang terlalu mencintai dunia. Kebanyakan dari mereka dibiarkan tenggelam dalam kenikmatan tapi menyesatkan. Meskipun terlihat menyenangkan, tapi jauh dalam lubuk hati mereka, hidupnya terasa hambar, tidak tenang dan dipenuhi dengan kegelisahan.
Ketika ajal tiba, betapa menyesalnya mereka bahwa selama ini kesenangan dunia yang ia begitu cintai tak bisa menyelamatkannya.
6. Bakhil atau pelit
Tak sedikit umat muslim yang mengaku rajin beribadah, umatnya Nabi Muhammad dan rajin baca Al-Quran, tapi dia begitu bakhil atau pelit meskipun dia hidupnya sangat berkecukupan. Sulit sekali bagi mereka untuk mengeluarkan sebagian dari rezeki mereka untuk membantu orang fakir dan miskin.
Maka semua amal ibadahnya itu akan percuma saja. Allah tidak akan menerima ibadah orang-orang yang bakhil atau pelit.
7. Putus asa dari rahmat Allah
Banyak orang yang berputus asa dari rahmat Allah. Mereka menganggap dirinya tidak akan mendapat ampunan dari Allah karena dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Karena berputus asa, mereka lebih memilih bermaksiat lagi ketimbang belajar memperbaiki diri.
Orang yang berputus asa dari rahmat Allah adalah orang paling rugi. Mereka tidak sadar bahwa Allah itu akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya meskipun dosa itu sebanyak buih di lautan. Ada banyak ayat di Al-Quran dan hadist yang menerangkan bahwa Allah itu Maha Pengampun.
Selama kita hidup di dunia, disitu masih ada kesempatan untuk bertobat. Janganlah jadi orang yang berputus asa karena putus asa itu dekat dengan kafir.
Sumber: wowmenariknya