Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Melihat Sejarah Penyebab Muslim Uighur Alami Diskriminasi

Melihat Sejarah Penyebab Muslim Uighur Alami Diskriminasi
Etnis minoritas Uighur kembali disorot. Penduduk Uighur rata-rata beragama Islam. Dunia mengenal sebagai muslim Uighur. Warga Uighur punya nasib mirip dengan etnis Rohingya. Mereka mengalami diskriminasi di negara tempat mereka tinggal. 

Tapi siapa bangsa Uighur? Mereka adalah etnis minoritas di China yang secara kultural dekat dengan bangsa Turk, daripada mayoritas bangsa Han.

Munculnya bangsa Uighur pada awal abad 20. Mereka mendeklarasikan kemerdekaan dengan nama Turkestan Timur. Ini bisa menjadi penyebab, mengapa muslim Uighur dekat dengan bangsa Turk.

Menurut kajian yang dilansir Global Voices menunjukkan, kecurigaaan Beijing terhadap etnis Uighur atau orang-orang Muslim Uighur berakar sejak dua abad lalu. Inilah penyebab kecurigaan itu:

1. Pemerintah China Curiga Bangsa Uighur sebagai Pemberontak

Jika dilihat dari fisiknya, banga Uighur punya fisik putih, dan secara budaya lebih dekat dengan ras Turkistan. Nasib malang bangsa Uighur berawal saat perang dunia pecah. Saat itu warga Xinjiang, termasuk Uighur, berusaha bergabung dengan Soviet.

Namun tak berhasil, karena pasukan nasionalis kiriman Beijing akhirnya kembali memaksa warga Uighur bertahan dalam wilayah kedaulatan RRC pada 1949.

Sejak itu, warga Uighur dicap punya kecenderungan 'memberontak' oleh petinggi di Beijing. Kebijakan ekonomi China yang mengutamakan etnis Han makin memperburuk suasana.
2. Adanya Paranoid kalau Uighur Ingin Lepas dari RRC

Pemerintah China juga menaruh rasa curiga pada Uighur. Mereka dianggap ingin melepaskan diri dari RRC. Muncul diskriminasi tambahan Human Rights Watch mengatakan lebih dari 10 juta warga Uighur dipersulit untuk membuat paspor. 

Berbeda dari warga Han yang mudah melenggang ke luar negeri, untuk etnis Uighur, petugas imigrasi mewajibkan mereka menyerahkan puluhan dokumen serta wawancara buat memeriksa ideologi politik mereka.

3. Bangsa Uighur Dituduh Masuk Jaringan Teroris

Akibat perlakuan diskirminasi itu, akhirnya bangsa Uighur menyerang balik bangsa Han. Sasaran mereka adalah aparat dari etnis Han. Serangan paling keras terjadi pada Januari 2007. Diperkirakan 18 orang Uighur ditembak mati dengan tuduhan bergabung dengan jaringan teroris internasional.

Bahkan ada kabar serangan militer ke beberapa kampung yang dituding sarang teroris, termasuk larangan berpuasa bagi warga Uighur selama Ramadan. 

Sumber: Merdeka.com